Modernisasi

27 September 2011 pukul 9:25 am | Ditulis dalam BAHAN AJR K.12 | Tinggalkan komentar
Tag: , , ,

1. Pengertian
a. Wilbert E. Moore, Widjojo Nitisastro
Modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam ari teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomi dan politis yang menjadi ciri negara Barat yang stabi.
b. JW. Schoorl
Modernisasi dikatakan sebagai suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.
c. Cyril Black
Masyarakat modern sesungguhnya merupakan hasil korelasi antara tingginya nilai peradaban manusia sebagai anggota masyarakat dengan majunya tingkat nasionalisme dalam negkaji hasil kebudayaan yang memungkinkan terciptanya kehidupan masyarakat yang mantap, sejahtera, makmur dan merata.
d. Abdulsyam
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat dlam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Atau dengan kata lain, proses perubahan dari cara tradisional ke cara baru yang lebih maju, dimana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
e. Soerjono Soekanto
Modernisasi dikemukakan sebagai suatu bentuk dari perubahan sosial, biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (direct change) dan berdasarkan pada suatu perencanaan (social planning).
f. Harold Rosenberg
Modernisasi adalah sebuah tradisi baru mengacu pada urbanisasi atau sampai sejauh mana dan bagaimana pengikisan sifat-sifat pedesaan suatu masyarakat berlangsung.
g. Louis Irving Horovitz
Modernisasi yang non ideologis pada dasarnya merupakan suatu istilah teknologis, bukan suatu istilah penilaian yang menyangkut penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin. Modernisasi berkaitan dengan komunikasi informasi dalam tempo cepat, pemindahan barang dan orang dengan cepat, dan sebagainya.
h. Koentjaraningrat
Modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan jaman dan konstelasi dunia sekarang.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modernisasi mencakup hal berikut :
a. berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
b. berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup di masyarakat.
2. Ciri atau karakter modernisasi
Proses menuju kehidupan masyarakat yang modern memiliki ciri atau karakter yang dibedakan atas
a. aspek sosio demografis
Aspek sosio demografis atau mobilitas sosial merupakan suatu proses perubahan unsur-unsur sosial, ekonomis dan psikologis masyarakat yang mulai menunjukkan peluang ke arah pola baru melalui sosialisasi dan pola perilaku yang terwujud pada aspek kehidupan modern, misal mekanisasi, urbanisasi dan peningkatan pendapatan per kapita.
b. aspek struktur organisasi sosial
Aspek ini merupakan perubahan unsur-unsur dan norma kemasyarakatan yang terwujud apabila manusia mengadakan hubungan dengan sesama dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat menyangkut lembaga kemasyarakatan, norma sosial, pelapisan sosial, kekuasaan dan wewenang dan interaksi sosial.
3. Syarat modernisasi
Dalam buku “Sosiologi Suatu Pengantar”, Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa agar modernisasi berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dengan keinginan masyarakat, maka diperlukan beberapa syarat.
a. Cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat.
b. Sistem administrasi negara yang baik.
c. Sistem pengumpulan data yang baik dan beratur serta terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
d. Penciptaan iklim yang sesuai (favourable) dengan kehendak masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat komunikasi massa.
e. Tingkat organisasi yang tinggi, di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di pihak lain berarti pengurangan kemerdekaan.
f. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social planning).
4. Dorongan untuk modernisasi
Modernisasi dapat berlangsung, jika dalam masyarakat terdapat dorongan yang meliputi :
a. keinginan masyarakat/ manusia untuk hidup lebih praktis atau yang lebih nyaman
b. meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan produksi
c. mendapatkan sesuatu lebih banyak (nilai tambah), lebih bermutu, lebih bagus, lebih hemat tenaga dan baik.
5. Elemen manusia modern
Agar modernisasi dapat berlangsung dalam masyarakat, maka diperlukan pendukung utama yaitu unsur manusia yang memiliki sikap modern. Untuk melakukan modernisasi manusia menurut Alex Inkeles dikatakan harus memiliki ciri :
a. Kesediaan untuk menerima pengalaman baru dan keterbukaan terhadap pembangunan dan perubahan.
b. Memiliki kesanggupan untuk membentuk pendapat mengenai masalah di sekitar dirinya dan di lingkungan yang lebih luas.
c. Memiliki pandangan yang ditujukan pada masa kini dan masa depan, bukan ke masa lampau.
d. Menginginkan serta terlibat dalam perencanaan maupun pengorganisasian dan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar.
e. Yakin bahwa orang dapat belajar dalam batas tertentu untuk menguasai alam untuk kepentingan sendiri.
f. Yakin bahwa dunia dapat diperhitungkan, tidak ditentukan oleh nasib.
g. Sadar akan harga diri orang lain dan bersedia menghargai.
h. Percaya pada ilmu dan teknologi.
i. Percaya pada adanya keadilan dan pemerataan
6. Tujuan modernisasi
Di berbagai belahan dunia, berkembang modernisasi pada setiap masyarakat. Modernisasi di setiap negara memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan taraf hidup, terutama dalam bidang ekonomi. Untuk meningkatkan taraf hidup di negara berkembang, maka dipilih cara yang telah ditempuh negara maju.
a. mengembangkan ilmu pengetahuan
b. mengembangkan teknologi
c. mengadakan industrialisasi
d. mengembangkan ekonomi
7. Hal yang perlu diperhatikan dalam modernisasi
Dalam melaksanakan modernisasi di masyarakat, perlu kiranya diperhatikan beberapa hal yaitu :
a. Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan.
b. Perubahan dalam masyarakat dapat berupa nilai sosial, pola perilaku, organisasi, susunan, lembaga, dan sebagainya.
c. Karena luasnya bidang yang terjadi perubahan dalam masyarakat, maka perlu ditegaskan perubahan mengenai hal apa yang dimaksudkan dalam uraian seseorang.
d. Banyak sosiolog yang mencurahkan perhatian pada masalah perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat.
8. Akibat modernisasi
Modernisasi yang berlangsung dalam masyarakat akan menimbulkan konsekuensi atau akibat yang cukup luas.
a. disorganisasi sosial
Disorganisasi sosial adalah proses memudar atau melemahnya norma dan nilai sosial dalam masyarakat karena adanya perubahan sosial. Hal ini muncul dalam bentuk masalah sosial yang tidak diinginkan, diantaranya :
1) Persoalan yang berhubungan erat dengan organisasi sosial (kekerabatan, kekeluargaan).
2) Pembagian kerja yang makin terspesialisasi sehingga keahlian yang makin khusus. Mereka yang tidak terampil akan sulit mendapatkan pekerjaan.
3) Aktivitas untuk mengisi waktu lenggang yang nampak telah berubah.
4) Modernisasi khususnya industrialisasi menambah pengangguran dalam masyarakat.
b. kesenjangan budaya dan disintegrasi sosial
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium) hubungan sosial. Ketidakseimbangan tersebut dapat menimbulkan goncangan atau kekacauan dalam hubungan sosial. Lihat kembali uraian pada materi sebelumnya.
Modernisasi yang makin meningkat dalam masyarakat Indonesia memunculkan pula pengaruh lain yang meliputi :
a. Bidang pertanian mengalami kesulitan karena tenaga kerja banyak pindah ke kota.
b. Produksi pertanian masih tergantung pada individu petani
c. Kekurangan tenaga terlatih dalam jangka panjang
d. Makin tinggi dan makin besarnya tenaga spesialisasi
e. Mobilitas kerja di masyarakat yang lebih bervariasi
f. Makin berkurangnya ikut campur negara dalam proses ekonomi
g. Meningkatnya konsumsi.
Modernisasi yang berlangsung dalam masyarakat pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk mengadakan perubahan dalam lingkungan hidup/ masyarakat yang sifatnya berlainan dari keadaan semula. Perubahan tersebut tampak jelas dari sifatnya yang maju dan bukan kemunduran. Sedangkan westernisasi dapat diartikan pembaratan, yakni hidup modern seperti yang dilakukan dan diperlihatkan orang sehari-hari di negara Barat. Bentuk westernisasi adalah meniru secara berlebihan gaya hidup orang barat.
Kemajuan teknologi suatu bangsa dapat mengubah pola hidup, cara berpikir manusia ke arah westernisasi maupun sekulerisasi. Pola kehidupan masyarakat yang bersifat westernisasi memiliki ciri sebagai berikut :
a. Gaya hidup seakan-akan bebas tanpa mengenal nilai dan norma sosial dalam masyarakat.
b. Gaya hidup konsumerisme (boros)
c. Suka kegiatan yang bersifat seremonial yang disertai pesta, minuman keras, dansa di bar, dan sebagainya
d. Tindakan pergaulan bebas dan berperilaku menyimpang
e. Terjadinya kawin kontrak tanpa ikatan yang sah
f. Kegiatan hidup yang terprogram, misal wisata ke luar negeri, makan dengan menu teratur, belanja ke swalayan, dan sebagainya.
Dalam masyarakat Indonesia modernisasi/ pembaharuan bisa saja meniru atau mengambilalih teknologi Barat dengan menekankan pada “penggunaan” unsur kebudayaan barat, namun tanpa harus seperti orang Barat.
C. Tantangan Globalisasi Terhadap Eksistensi Jati Diri Bangsa
Globalisasi berasal dari kata globe (bola dunia). Dengan demikian dapat diartikan sebagai suatu gejala terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi yang mengikuti sistem nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat di seluruh dunia karena adanya kemajuan transportasi dan komunikasi yang dapat memperlancar interaksi antar warga dunia. Oleh karena itu dalam era globalisasi, peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat diketahui dengan cepat oleh bangsa atau negara lain.
Sebagai suatu sistem atau tatanan hidup yang menyebabkan seseorang atau negara tidak mungkin mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi, globalisasi memudahkan masuknya unsur asing ke Indonesia. Dengan demikian masyarakat Indonesia tidak mungkin untuk menghindari adanya pengaruh luar yang masuk.
Globalisasi yang berkembang pada saat ini membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dunia. Dalam kehidupan ekonomi terjadi pergeseran masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri. Di samping itu juga ilmu pengetahuan, cara berpikir kritis, sistematis, analitis, logika rasional dan menghargai waktu. Unsur budaya asing masuk ke Indonesia dalam aspek teknologi informasi berakibat munculnya perilaku kekerasan dalam masyarakat, berkembangnya gaya hidup free seks dan makin maraknya pornografi dan pornoaksi.
Dengan demikian globalisasi memiliki kecenderungan :
1. budaya materiil, pada umumnya akan mudah diserap oleh masyarakat penerima.
2. budaya yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi, kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat penerima.
Dalam kehidupan globalisasi nampak adanya pergeseran nilai dan norma dimana ukuran nilai dan norma menjadi lebih lunak. Globalisasi yang mulai meresap ke dalam masyarakat Indonesia khususnya, memiliki dampak besar bagi budaya bangsa
1. Goncangan kebudayaan (cultural shock)
Goncangan kebudayaan adalah suatu kondisi ketika terjadi goncangan jiwa atau mental seseorang/ kelompok akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur budaya luar yang berbeda jauh dengan unsur budaya sendiri, yang datang secara tiba-tiba. Manusia atau masyarakat akan merasa tertekan, putus asa, bahkan tidak berdaya untuk keluar atau mengikuti perubahan. Jika hal ini berlanjut, maka akan menimbulkan kekacauan dalam masyarakat. Contoh seseorang secara tiba-tiba dikirim ke negara lain tanpa diberitahu sebelumnya, tidak mengetahui budaya masyarakatnya dan harus berangkat dalam waktu singkat. Apa kira-kira yang terjadi ?
2. Kesenjangan kebudayaan (cultural lag)
Pada masyarakat yang mengalami perubahan, tidak semua unsur masyarakat dan budaya memiliki perubahan yang sama cepat. Biasanya budaya material lebih cepat berkembang dibanding budaya imaterial. Proses ini dapat menimbulkan krisis, ketegangan, konflik, dan sebagainya.
3. Globalisasi memperkaya unsur budaya Indonesia
Globalisasi yang membawa budaya asing yang baik dan lebih maju akan memperkaya budaya Indonesia (enrichment). Cara berpikir rasional, menghargai waktu, misalnya, dapat mengubah pola pikir masyarakat. Sehingga masyarakat Indonesia dapat menerima kritik dan saran demi kemajuan bangsa.
Adapun jati diri khas yang dimiliki bangsa Indonesia selama ratusan tahun dan membedakan dengan bangsa lain adalah :
1. Religius yaitu mengedepankan agama.
2. Humanis yaitu jiwa kemanusiaan yang tinggi.
3. Naturalis yaitu apa adanya.
4. Terbuka yaitu membuka diri pada dunia luar dengan filterisasi.
5. Demokratis yaitu musyawarah mufakat dan bebas mengeluarkan pendapat.
6. Integrasi dan harmoni.
7. Nasionalisme dan patriotisme yaitu cinta tanah air dan bangsa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dibawah ini dapat dikemukakan beberapa tantangan global terhadap jati diri bangsa Indonesia.
1. Melemahnya penghayatan terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Pancasila sebagai dasar negara, falsafah hidup, pandangan hidup serta bentuk kepribadian bangsa Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap negara berkeinginan untuk memantapkan jati diri dengan merumuskan secara jelas arah dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini Pancasila telah memiliki peran dan kedudukan yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia.
Dalam era globalisasi, terjadi penetrasi/ pengaruh kuat dari berbagai pandangan hidup, terutama dari negara yang lebih maju. Negara maju dalam konteks telah menikmati kemajuan ekonomi, sosial dan teknologi lebih awal. Pengaruh terhadap pandangan hidup yang positif akan diterima sebagai upaya memperkaya jari diri bangsa. Namun demikian, pengaruh asing yang bertentangan dengan nilai luhur dalam Pancasila harus diwaspadai, misal kekerasan dan atheisme.
2. Pemakaian bahasa Indonesia
Bangsa Indonesia telah memiliki bahasa persatuan dan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengalami perkembangan sejak lama. Sejalan dengan berkembangnya modernisasi dan globalisasi ternyata ikut mempengaruhi atau mengubah berbagai unsur bahasa Indonesia. Hal ini bisa dalam bentuk kosa kata, gaya bahasadan
struktur pembahasaan yang digunakan. Perkembangan demikian menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia tanpa menghilangkan ciri khas bahasa Indonesia.
3. Berkurangnya legitimasi agama
Adanya modernisasi dan globalisasi membawa pengaruh terhadap kehidupan agama. Pengaruh ini nampak dari sekularisasi dalam keberagamaan dan individualisasi dalam hubungan sosial. Bangsa Indonesia yang bersifat religius sangat mengagungkan nilai dan norma sosial dari ajaran agama. Gencarnya modernisasi dan globalisasi telah mempengaruhi pola beragama dan penghayatan terhadap ajaran agama bangsa Indonesia.
4. Dekadensi moral dan kekacauan kemanusiaan
Dekadensi moral adalah melemahnya atau terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan kebersamaan di dalam diri manusia. Hal ini nampak dari manusia yang suka merampas hak orang lain dan tidak mempedulikan nasib sesamanya. Individualisme membentuk manusia hanya peduli pada diri sendiri dan kelompoknya dan apatis terhadap lingkungan sekitar.
Kenyataan dalam masyarakat menunjukkan banyaknya orang yang membutuhkan bantuan guna memenuhi kebutuhan pokok. Mereka tidak mampu berusaha karena tidak mampu mengelola sumber daya alam atau terkena bencana alam. Di sisi lain, terbentuk kelompok individu yang memupuk kekayaan pribadi dan menghabiskan dana sedemikian besar untuk mempertahankan kedudukannya. Hal ini merupakan dua kenyataan yang saling bertentangan dan menunjukkan kelemahan dan kekacauan tatanan kemanusiaan dewasa ini.
5. Perubahan pola perilaku dalam pergaulan
Modernisasi dan globalisasi melahirkan corak kehidupan masyarakat yang makin kompleks. Makin derasnya arus globalisasi dan modernisasi berakibat kepribadian masyarakat Indonesia mengalami pergeseran. Corak budaya asing yang mementingkan individualisme, formalitas, kontrak kerja resmi dan sebagainya, masuk dan berkembang di Indonesia.
D. Cara Mengatasi Memudarnya Jati Diri Bangsa
Jati diri atau human character merupakan suatu sifat, watak, rasa, akal, kehendak, semangat. Roh, kesadaran, dan kekuatan yang terdapat dalam jiwa manusia sebagai rposes belajar tentang nilai-nilai budaya yang luas dan muncul dalam tindakan. Jati diri dapat bersifat individual maupun kelompok.
Jati diri bangsa Indonesia dapat berupa sifat religius, terbuka, humanis, demokratis, naturalis, integrasi dan harmoni, nasionalisme dan patriotisme, komitmen terhadap kebenaran, profesional, menjunjung tinggi hukum, dan sebagainya. Jati diri ini akan berpadu menjadi kekuatan yang mampu menghadapi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berasal baik dari dalam maupun dari luar.
Bangsa Indonesia dewasa ini sedang membangun dan memperbaiki dirinya, yang memungkinkan terjadinya perubahan secara fisik, materi maupun sosial budaya masyarakat. Perubahan di dunia internasional memiliki pengaruh besar terhadap proses pembangunan nasional Indonesia. Perkembangan internasional terus melaju dan berubah serta terus mempengaruhi perkembangan masyarakat Indonesia.
Cepatnya perubahan senantiasa menuntut dilakukannya penyesuaian/ akomodasi baru. Jika hal ini tidak dilakukan, maka perubahan makin sulit diarahkan perkembangannya. Bahkan dapat mengancam keutuhan integrasi nasional. Kondisi sosial berupa krisis moral, krisis kepercayaan hingga krisis harga diri dalam bangsa Indonesia perlu kiranya segera diatasi. Upaya nyata untuk menyelamatkan kehidupan berbangsa dan
bernegara tersebut diperlukan perencanaan sosial. Menurut Ogburn dan Nimkoff, persyaratan perencanaan sosial yang efektif adalah :
1. adanya unsur modern dalam masyarakat yang mencakup sistem ekonomi (penggunaan uang), urbanisasi yang teratur, penguasaan iptek, dan sebagainya.
2. Adanya sistem pengumpulan keterangan dan analisis yang baik.
3. Terdapat sikap publik yang baik terhadap usaha perencanaan sosial.
4. Adanya pimpinan ekonomi dan politik yang progresif.
Pada dasarnya setiap masyarakat selalu menginginkan keserasian dan keharmonisan. Keadaan yang serasi dan harmoni akan timbul jika lembaga kemasyarakatan (pranata sosial) yang pokok dalam kehidupan manusia, benar-benar berfungsi dan saling mengisi.
Dalam menghadapi tantangan global, sosiolog Selo Soemardjan mengemukakan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan unsur kepribadian berikut :
1. Kemampuan dan kebiasaan berpikir secara rasional dan realistis serta obyektif dalam menghadapi masalah sosial. Kemampuan ini menjadi sarana guna bekerja sistematis, efisien dan efektif.
2. Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dan warga negara untuk bersikap yang tidak melanggar norma hukum dan nilai sosial.
3. Memiliki rasa harga diri dan kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi tatanan masyarakat yang bersifat kompetitif.
4. Memiliki pengetahuan yang luas dan keahlian yang ditekuni secara profesional.
5. Mempunyai cita-cita hidup yang ingin dicapai melalui segala cara yang sah dan etis.
Eksistensi jati diri bangsa Indonesia perlu dipertahankan dengan upaya mengantisipasi makin memudarnya jati diri bangsa melalui :
1. Memperkuat ideologi dan nasionalisme melalui berbagai kegiatan, misal upacara bendera,
pekan seni budaya nusantara, dan sebagainya.
2. Mengimbangi kemajuan iptek dengan mempertebal iman dan taqwa.
3. Mencegah meluasnya narkoba, pornoaksi, melalui teknologi, miras dan sebagainya.
4. Mencintai produk dalam negeri.
5. Meningkatkan kualitas produk dalam negeri.
6. Meningkatkan persatuan dan kesatuan.
7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup.
8. Orang tua makin aktif dalam mendidik anak.
9. Selektif terhadap budaya asing yang masuk.
10. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai serta norma dalam masyarakat yang sejak dini melalui pendidikan multikultural.
Bahan Acuan :
Atik Catur Budiati. 2009. Sosiologi Kontekstual SMA/ MA Kelas XII. BSE. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas
Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2007. Sosiologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press

Tinggalkan sebuah Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.