Pengendalian Sosial

29 Maret 2008 pukul 7:40 am | Ditulis dalam BAHAN AJAR K.11 | 4 Komentar

 

I. Pengertian Pengendalian Sosial

Manusia dalam kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi tersebut adakalanya timbul masalah, misalnya terjadi salah paham lalu berkelahi. Benar tidak ? Bagaimana kalau timbul masalah ? Tentunya kita semua berharap masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan akan kembali pada situasi dan kondisi semula, sehingga akan terwujud suatu keseimbangan sosial (social equi¬librium). Untuk menciptakan keseimbangan sosial tersebut diperlukan upaya-upaya menghilangkan penyimpangan-penyimpangan sosial. Agar Anda mudah mengerti, perhatikan gambar di bawah ini.

windowslivewriterdokterjugapahlawanpart2-76bcrsop61.jpg

Dari gambar di atas seseorang yang melerai perkelahian tersebut melakukan pengendalian sosial demi terciptanya kembali keadaan keseimbangan sosial, yang terwujud melalui perdamaian kembali kedua orang yang berkelahi.

Berikut ini beberapa definisi tentang pengendalian sosial.

Menurut Berger (1978) Pengendalian Sosial adalah: berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.

Continue Reading Pengendalian Sosial…

MEDIA MASSA DAN PROSES SOSIALISASI

24 Maret 2008 pukul 7:52 am | Ditulis dalam RUANG GURU | 4 Komentar

Media Massa dan Proses Sosialisasi

Tanpa mengikari fungsi dan maafaat media massa dalam kehidupan masyarakat, disadari adanya sejumlah efek sosial negatif yang ditimbulkan oleh media massa. Karena itu media massa dianggap ikut bertanggung jawab atas terjadinya pergeseran nilai-nilai dan perilaku di tengah masyarakat seperti menurunnya tingkat selera budaya, meningkatnya kejahatan, rusaknya moral dan menurunnya kreativitas yang bermutu.

Efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa terutama dalam hal delinkuensi dan kejahatan bersumber dari besarnya kemungkinan atau potensi pada tiap anggota masyarakat untuk meniru apa-apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari media massa. Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa, kemudian dipengaruhi oleh isi media tersebut. Bersamaan dengan itu memang terbentang pula harapan agar khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan media massa.

Hampir setiap hari umumnya masyarakat dihadapkan pada berita dan pembicaraan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, perkosaan dan bentuk-bentuk yang lain. Akibat logis dari keadaan tersebut bahwa segala sesuatu yang digambarkan serta disajikan kepada masyarakat luas dapat membantu dan mengembangkan kemampuan menentukan sikap pada individu-individu di tengah masyarakat dalam menentukan pilihan mengenai apa yang patut ditempuhnya untuk kehidupan sosial mereka.

Pemberian masalah kejahatan melalui media massa mempunyai aspek positif dan negatif. Pengaruh media massa yang bersifat halus dan tersebar (long term impact) terhadap perilaku seolah-olah kurang dirasakan pengaruhnya, padahal justru menyangkut masyarakat secara keseluruhan.

Hasil dari berbagai penelitian menyatakan bahwa efek langsung komunikasi massa pada sikap dan perilaku khalayaknya, kecil sekali, atau belum terjangkau oleh teknik-teknik pengukuran yang digunakan sekarang.

Media Massa sebagai Agen Sosialisasi

Continue Reading MEDIA MASSA DAN PROSES SOSIALISASI…

MEDIA MASSA SEBAGAI SUATU PRANATA SOSIAL

21 Maret 2008 pukul 7:50 am | Ditulis dalam RUANG GURU | 1 Komentar

Komunikasi Massa sebagai Suatu Pranata Sosial

Semua aktivitas sosial pada hakikatnya merupakan suatu sistem. Hal ini dikarenakan pada umumnya semua kegiatan sosial terdiri dari sejumlah komponen, yang satu sama lain terangkai dalam fungsi-fungsi tertentu dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Menurut Almond keterkaitan antara elemen terebut di atas memiliki ciri-ciri tertentu yaitu:

1.      kekomprehensifan

2.      interdependensi

3.      adanya batas

Menurut Reading, sistem sosial merupakan suatu sistem dari elemen-elemen sosial. Mihel berpendapat bahwa suatu sistem sosial pada dasarnya terdiri dari dua orang individu yang melakukan interaksi secara langsung dan tidak langsung dalam suatu situasi kebersamaan. Yang menjadi perhatian khusus dari sosiologi adalah oreientasi para individu yang menjadi nsur sistem tersebut.


Media Massa dan Social Control

Apabila kita membaca surta kabar/majalah maka berita yang kita baca merupakan hasil interaksi antara sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem sosial hasilnya seperti misalnya sistem politik dan sistem ekonomi.

Sistem komunikasi massa dapat mempengaruhi sistem pendidikan misalnya sistem komunikasi massa yang terlalu berorientasi untuk mencapai keuntungan, sehingga segala sesuatunya diarahkan untuk mendapatkan uang. Bagi pendidikan hal ini dapat menimbulkan dampak yang negatif.

 

KOMUNIKASI MASSA DAN MASYARAKAT MASSA

Media Massa dan Masyarakat Massa

Dalam modul ini kita menempatkan media massa sebagai suatu pranata sosial untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi. Kelembagaan media massa kita sejajarkan dengan berbagai pranata sosial lain seperti pranata pendidikan, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.

Setiap pranata tumbuh untuk memfungsikan dirinya di tengah masyarakat. Dalam perkembangannya telah terjadi perluasan fungsi media massa baik itu dengan mengambil alih sebagian fungsi yang tadinya diemban oleh pranata sosial lain, atupun berbagi secara bersama-sama menjalankan fungsi tersebut.

Transfer fungsi di antara pranata-pranata sosial memang sesuatu yang wajar terjadi seiring dengan berkembangnya kehidupan masyaakat. Ada panata yang tadinya berfungsi tunggal sekarang jadi berfungsi ganda. Sebaiknya ada yang tadinya berfungsi ganda tapi karena satu per satu fungsi tadi ditransfer ke pranata lain, maka ia sendiri berubah menjadi panata berfungsi tunggal.

Namun tampaknya transfer atau pengalihan fungsi tersebut tidak sampai mengubah total fungsi semula dari pranata yang bersangkutan, namun berpengaruh bagi penampilannya di tengah masyarakat luas.

Komunikasi Massa dan Budaya Massa

Sebagai pranata sosial media massa berfungsi melakukan pengendalian sosial (social control) di tengah kehidupan masyarakat. Efektif atau tidaknya social control yang dilakukan oleh media massa, akan tergantung pada integritas media massa itu sendiri serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media massa yang bersangkutan.

Media massa sendiri menjadi objek pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat. Untuk keperluan itu bahkan diadakan sejumlah pranata lain seperti badan sensor, dewan kehormatan pers dan sebagainya. Jadi pengawasan sosial yang berlangsung sifatnya dalah timbal balik antara media massa dengan menyasarakat itu sendiri.


EFEK SOSIAL KOMUNIKASI MASSA

Efek Sosial Komunikasi Massa

Pertumbuhan media massa sebagai perangkat kehidupan baik bagi individu maupun untuk bermasyarakat, turut mengubah masyarakat yang tadinya bersifat agraris menjadi masyarakat kota. Pada saat yang sama, pertumbuhan menuju masyarakat yang bersifat urban itu memang membutuhkan sarana dan aktivitas komunikais yang bersifat modern, yakni komunikasi massa.

Teori yang Menjelaskan Peniruan dari Media Massa

Aktivitas dan isi dari komunikasi massa turut membentuk masyarakat massa. Hal ini karena sebagian dari isi yang dikandung dan disebarluaskan oleh media massa adalah apa yang dikenal sebagai budaya massa.

Budaya massa pada saat ini lebih banyak menghasilkan seni yang ringan dan hal-hal yang tak mungkin. Akibatnya orang cenderung menyukai karya yang ringan-ringan. Hal ini berakibat timbul penggolongan budaya tinggi dan budaya rendah. Peran media massa dalam hal ini sangat besar, ditunjang pula dengan adanya publisitas, iklan dan reportase.

FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

19 Maret 2008 pukul 7:48 am | Ditulis dalam RUANG GURU | 3 Komentar

Fungsi Surveillance dan Fungsi Korelasi

Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara:

1.      Objektif
Analisis isi dirumuskan dengan persis agar siapa saja yang menggunakan akan memperoleh hasil yang sama.

2.      sistematik
Isi media massa yang akan dianalisis dipilih dengan cara yang telah ditetapkan

3.      sosiologis
masalah yang akan dianalisis mempunyai relevansi dengan kehidupa kemasyarakatan.

Analisis ini dapat menghaislkan pemahaman tentang pengiriman atau sumber pesan, kecerdasan, kepribadian, sikap, motif, nilai dan tujuan serta pengaruh dari kelompok. Namun perlu diperhatikan bahwa analisis isi tidak memberikan bukti yang langsung tentang sifat komunikator, khalayak ataupun efeknya.

Sedangkan pendekatan analisis fungsional perhatiannya pada fungsi dan disfungsi komunikasi massa bagi kehidupan anggota masyarakat.


Continue Reading FUNGSI KOMUNIKASI MASSA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT…

KARL MANNHEIM, ROBERT E PARK dan ALFRED SCHUTZ

18 Maret 2008 pukul 7:25 am | Ditulis dalam RUANG GURU | 2 Komentar

Konsep Sosiologi Pengetahuan Mannheim

Sosiologi pengetahuan merupakan cabang sosiologi yang mempelajari hubungan antara pengetahuan dan masyarakat yang fokus kajiannya adalah kondisi sosial dan kondisi eksistensial dari pengetahuan, terutama yang menyangkut eksistensi sosiologis dari pengetahuan dan masyarakat. Menurut Mannheim, analisis struktural dari teori-teori pengetahuan itu sebenarnya tidak dirancang untuk membedakan teori pengetahuan dengan berbagai bentuk elemen pendukung dan katrakteristik yang ada pada setiap teori. Oleh karenanya, harus diupayakan untuk mengurangi perbedaan-perbedaan antara konsep liberalisme sebagai suatu sistem politik dan liberalisme sebagai suatu struktur pengetahuan. Atas dasar itu, harus ada keseimbangan antara konflik atau krisis dengan kompromi terutama yang menyangkut masalah-masalah politik dan kehidupan sosial. Di situ, harus ada keseimbangan antara janji-janji dan ancaman secara bersama-sama. Mannheim memang berbicara mengenai konsep-konsep yang menyangkut sosiologi pengetahuan, ideologi, politik, kehidupan sosial, dan sebagainya. Ia mengadaptasi konsepnya Marx mengenai kesadaran kelas. Dalam kaitan ini ada dua hal penting yang harus diperhatikan, pertama adalah adanya konsep-konsep ideologi sebagai struktur kognitif yang dianggap lemah, karena hanya memiliki perspektif tunggal yang memerlukan koreksi dari perspektif lain. Kedua adalah bahwa sosiologi pengetahuan itu muncul dari isu-isu substansial yang terwujud karena berbagai ideologi yang ada memberikan kontribusinya secara langsung di dalam orientasi dan kehidupan politik.

Konsep Sosiologi Politik Mannheim

Di dalam Ideologie und Utopie Mannheim membahas mengenai betapa rumitnya gagasan-gagasan dan pemikiran politik dengan berbagai interpretasinya dilihat dari kacamata sosiologis. Sedangkan di dalam Man and Society in an Age of Reconstruction, ia mengemukakan suatu rancangan untuk melakukan reorganisasi tatanan sosial demi mengatasi krisis yang melanda kehidupan masyarakat. Baginya, pengawasan dan pengendalian ‘totalitarian’ yang terkontrol bukanlah merupakan antitesis atau pengingkaran atas kebebasan dalam kaitannya dengan modernisme, sehingga melalui perencanaan itulah masyarakat memiliki kemungkinan untuk dapat menentukan pilihannya secara bebas tanpa ada sorangpun yang akan ‘mengatur’ dan memaksanya. Dengan demikian, ‘social control’ yang merupakan alat ‘dehumanisasi’, bagi Mannheim justru membuat hidup ini semakin ‘alami’ (natural) dan bukan merupakan proses eliminasi atas kualitas sifat-sifat manusia. Sebagai sebuah teori politik, konsep Mannheim sebenarnya memiliki kelemahan-kelemahan, karena ia gagal untuk mengungkapkan gagasan dan pikirannya secara langsung berkaitan dengan kekuatan dan kekerasan sebagai sebuah aspek dari suatu pengawasan dan pengendalian sosial. Teori politik Mannheim tidak dapat menunjukkan keterkaitannya dengan fakta-fakta politik (yang paling jelas sekalipun). Ia juga tidak dapat menunjukkan keterkaitan dengan sejarah politik yang bergerak menuju masa-masa yang mempengaruhi (konsep) negara modern menuju liberalisme. Selain itu, teori politiknya juga tidak dapat menunjukkan konsep pemerintahan yang tidak ada sangkut-pautnya dengan ide-ide atau fakta-fakta yang berguna mengenai bentuk-bentuk maupun proses pemerintahan sehingga semua proses dan konsep itu menjadi mandeg. Mannheim memang memberikan penegasan mengenai alasan kebijakan politik yang memunculkan berbagai pertanyaan mengenai otoritas, legitimasi, hukum, kewarganegaraan, isu mengenai undang-undang, masalah yang berkaitan dengan ideologi dan sosiologi, serta masalah yang menyangkut sosiologi politik, elit politik, dan para penyelenggara negara. Selain itu, ia juga membicarakan mengenai teknik-teknik pengawasan masyarakat, mengenai perintah, dan upaya dalam melakukan tekanan serta kekerasan terhadap masyarakat oleh pihak penguasa, serta masalah-masalah integrasi dan koordinasi. Hal-hal itulah yang telah ‘mengukuhkan’ Mannheim sebagai seorang ahli teori sosiologi politik.

Perkembangan Teori Sosiologi Abad Ke-20

17 Maret 2008 pukul 7:17 am | Ditulis dalam RUANG GURU | 6 Komentar

Perkembangan teori sosiologi pada abad ke-20 terjadi cukup pesat di Amerika. Hal ini terdorong oleh sejumlah faktor, di antaranya adalah perubahan sosial masyarakat yang membutuhkan pemecahan berdasarkan bidang ilmu tertentu secara cepat, dan didorong oleh perkembangan ilmu terutama di bidang kemasyarakatan yang mampu mengkaji masyarakat secara ilmiah.

Perkembangan teori sosiologi di Amerika diawali oleh perkembangan keilmuan di dua universitas, yaitu di Chicago University dan Harvard University. Namun demikian, dalam perjalanan waktu, sejalan dengan persebaran para tokoh sosiologi ke beberapa universitas di seluruh negeri, muncul pula universitas-universitas lain yang dianggap mampu melahirkan beberapa teori penting dalam bidang sosiologi, seperti Columbia University dan University of Michigan.

Di Chicago University dikenal adanya sekelompok pemikir sosial yang disebut kelompok Chicago School. Tokoh-tokoh sosiologi yang penting dari tempat ini adalah W.I. Thomas, Robert Park, Charles Horton Cooley, George Herbert Mead, dan Everett Hughess. Di Harvard University, sosiologi berkembang melalui tokoh-tokoh seperti Talcott Parsons, Robert K. Merton, Kingsley Davis, dan George Homans. Di samping itu, perkembangan teori sosiologi di Amerika juga sedikitnya terpengaruh oleh sebuah teori yang sering disebut-sebut sebagai teori di luar mainstream sosiologi di Amerika, yaitu khasanah pemikiran dari kelompok teori Marxian.

Continue Reading Perkembangan Teori Sosiologi Abad Ke-20…

PMR in Actions part 3

8 Maret 2008 pukul 3:24 pm | Ditulis dalam GALLERY | Tinggalkan komentar

Konsep Dasar Sosiologi Simmel Serta Max Weber

7 Maret 2008 pukul 7:34 am | Ditulis dalam RUANG GURU | 3 Komentar

Max Weber adalah seorang sosiolog besar yang ahli kebudayaan, politik, hukum, dan ekonomi. Ia dikenal sebagai seorang ilmuwan yang sangat produktif. Makalah-makalahnya dimuat di berbagai majalah, bahkan ia menulis beberapa buku. The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism (1904) merupakan salah satu bukunya yang terkenal. Dalam buku tersebut dikemukakan tesisnya yang sangat terkenal, yaitu mengenai kaitan antara Etika Protestan dengan munculnya Kapitalisme di Eropa Barat.

Sejak Weber memperkenalkannya pada tahun 1905 tesis yang memperlihatkan kemungkinan adanya hubungan antara ajaran agama dengan perilaku ekonomi, sampai sekarang masih merangsang berbagai perdebatan dan penelitian empiris. Tesisnya dipertentangkan dengan teori Karl Marx tentang kapitalisme, demikian pula dasar asumsinya dipersoalkan, kemudian ketepatan interpretasi sejarahnya juga digugat. Samuelson, ahli sejarah ekonomi Swedia, tanpa segan-segan menolak dengan keras keseluruhan tesis Weber. Dikatakannya dari penelitian sejarah tak bisa ditemukan dukungan untuk teori Weber tentang kesejajaran doktrin Protestanisme dengan kapitalisme dan konsep tentang korelasi antara agama dan tingkah laku ekonomis. Hampir semua bukti membantahnya.

Continue Reading Konsep Dasar Sosiologi Simmel Serta Max Weber…

PMR in Actions part 2

6 Maret 2008 pukul 3:24 pm | Ditulis dalam GALLERY | Tinggalkan komentar

Komunikasi Massa

5 Maret 2008 pukul 7:39 am | Ditulis dalam RUANG GURU | 2 Komentar

Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa

Setiap masyarakat membutuhkan sarana dan tata cara dalam berkomunikasi. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi massa.

Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikais sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikais satu sama lain.
Proses dan Model Komunikasi Massa

Yang diartikan sebagai komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.

Komunikasi massa mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya. Ciri-ciri itu terlihat pada pelaku komunikaisnya, pengalaman komunikasi yang dirasakan oleh para pelaku yang dimaksud, serta isi informasi yang disebarluaskan melalui poses komunikasi tersebut.


TELAAH SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNIKASI MASSA

Kajian Sosiologis mengenai Komunikasi Massa

Telaah sosiologis terhadap fenomena komunikasi massa belum sepenuhnya berkembang seperti yang diharapkan. Penyebab yang terpenting antara lain karena luasnya masalah itu sendiri, di samping adanya beberapa orientasi atau tema yang mendominasi studi mengenai masalah ini pada masa yang lalu. Tema yang dominan itu adalah tentang efek-efek langsung media massa kepada individu dan publik, dan mengenai apa yang disebut sebagai masyarakat dan kebudayaan massa.
Beberapa Pendekatan dalam Kajian Sosiologi Komunikasi Massa

Seharusnya sosiologi komunikais massa mengkaji secara mendalam masalah-masalah pokok yang begitu luas, mengenai interaksi media massa dengan masyarakat media massa dengan institusi sosial yang lain, dan sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem sosial lainnya. Selain dengan tatanan masyarakat secara keseuruhan.

1.      Riset yang memetakan secara ditail pola yang menyeluruh dari perilaku komunikasi baik bagi seperangkat individu maupun lokasi tertentu.

2.      Riset yang berkenaan dengan hubungan (relationshp) antara model komunikasi.

3.      Riset yang berkenaan dengan distribusi kebutuhan komunikasi

4.      Riset yang lebih memperhatikan masalah bahasa komunikasi selain lisan dan tulisan

5.      Riset yang secara sistematik menggali dan memonitor sistem pengawasan dan pengendalian serta pemilikan faislitas-fasilitas komunikasi.

Laman Berikutnya »

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.